Wednesday, October 3, 2007

Busi panas dan busi dingin

Untuk para pemudik yang tahun ini memilih menggunakan sepeda motor, demi kelancaran perjalanan, banyak yang harus dipersiapkan dan diperhatikan, salah satunya adalah pemilihan busi.

Peranan busi cukup penting dalam proses pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder. Arus listrik tegangan tinggi dari distributor dialirkan ke busi untuk membangkitkan bunga api dengan temperatur tinggi di antara elektroda tengah dan masa. Bunga api inilah yang meledakkan campuran bensin udara yang telah dikompresikan.

Berdasarkan kemampuannya untuk meradiasikan panas, busi bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu busi panas dan dingin.

Perbedaan antara keduanya terletak pada panjang ujung insulator. Busi dingin mempunyai ujung insulator yang lebih panjang. Pemakaiannya harus disesuaikan dengan kondisi dapur pacu dan tingkat kompresi. Untuk mesin standar dianjurkan untuk memakai busi panas, sedangkan busi dingin umumnya digunakan pada dapur pacu berkompresi tinggi atau di udara dingin. Di pasaran, busi panas biasanya memakai kode P 1 - 8, busi dingin berkode P 9 - 14.

Sebenarnya pemakaian busi bergantung pada mutu bensin, udara, dan kebiasaan mengemudi. Jika kualitas bahan bakar jelek, udara banyak mengandung air dan mesin sering berada pada rpm tinggi saat kecepatan rendah, umur pakai busi akan pendek.

Bagaimana efeknya jika busi dingin disandingkan BBM oktan rendah (Premium) dan busi panas dengan BBM oktan tinggi (Pertamax Plus). Atau, busi panas dengan oktan rendah dan busi dingin dengan oktan tinggi. Apakah semua itu bisa memberikan efek tertentu pada mesin?

Sebetulnya pemilihan bahan bakar lebih disesuaikan dengan kapasitas kompresi mesin, bukan busi. Kalau kompresi tinggi tapi bahan bakar kurang mendukung, mesin pasti ngelitik. Sedang jika BBM oktan tinggi namun kompresi rendah, ya nggak terlalu bermanfaat. Paling hanya sisa pembakaran lebih bersih. Namun perlu di perhatikan juga, bawha Pertamax dan busi dingin mempunyai karakter yang bertolak belakang. Pertamax sifatnya tahan kompresi dan susah dibakar, sedangkan busi dingin susah membakar bensin di cuaca dingin. Sehingga banyak kejadian busi missfire (sering mati) bila mesin masih dingin (pagi hari).

TABEL

ANGKA OKTAN DAN KEBUTUHAN RASIO KOMPRESI

SHELL

Super

Super Extra

92

95

9:1 – 10:1

10:1 - 11:1

PETRONAS

Primax92

92

9:1 – 10:1

PERTAMINA

Pertamax Plus

Pertamax

Premium

95

92

82

10:1 - 11:1

9:1 – 10:1

7:1 - 9:1



sumber: http://www.motorplus-online.com; http://www.republika.co.id/; http://www.pikiran-rakyat.com/

5 comments:

Anonymous said...

lumayan.....infonya sangat membantu lah yaw....
makasih ya.....

wahyu said...

sama-sama. senang bisa bermanfaat.. :)

Sla said...

Terimakasih banyak atas Infonya, kebetulan ada teman nyarankan pake busi panas buat Apache saya.
Kira-kira cocok pa tidak ya...????
Terimakasih sekali lagi

Anonymous said...

thanks. informasi ini banyak membantu, tetapi tidak disediakan gambar.

Anonymous said...

saia biasa pake busi pesawat bua vespa saia wkwkwkkwkw