Wednesday, September 24, 2008

Wanita dan Beser

Mas, bentar ya, aku ke belakang dulu”. Itulah kata yang sering diucapkan oleh teman saya setiap kami akan berpergian. “Mas, nanti cari toilet ya”. Katanya lagi saat baru tiba di salah satu pusat perbelanjaan yang hanya 30 menit dari rumah. Satu jam kemudian lagi-lagi kata yang serupa diucapkan.

Saya sampai heran. Hobi sekali dia menjenguk toilet. “Kebelet pipis..”, katanya. Setiap akan berpergian, meskipun dekat, apalagi jauh, pasti menyempatkan diri buang air kecil. Begitu juga saat tiba di tujuan. Pertama kali yang dilakukannya adalah mencari toilet.
Teman saya itu perempuan.

Tidak hanya teman saya. Ibu saya-pun demikian. Setiap kali akan bepergian, dandanan sudah sempurna, tas dan perlengkapan sudah siap, saat timing keberangkatan, pasti ada interupsi. “Sebentar.. sebentar.. Ibu ke belakang dulu. Kebelet nih..”. Begitupun kakak perempuan saya. Saat mudik ke Jogja, dia pasti minta menggunakan bus ber-toilet. Sehingga kapanpun siap sedia bila dibutuhkan.

Wanita. Dari sekian yang saya kenal, sebagian besar hobi sekali buang air kecil. Sebentar-sebentar pipis. Sebentar-sebentar beser. Paling tidak bisa menahan keinginan berkemih. Padahal sudah mengurangi minum sebelum pergi. Sebagian dari anda mungkin mengalami hal yang sama. Dan saya yakin sebagian besar adalah wanita. Bukan berarti saya bias gender lho. Ini fakta.

Fenomena ini dapat dimasukkan ke dalam suatu penyakit yang dalam istilah medis di sebut Over Active Bladder (OAB). Pada orang normal, daya tampung pada kandung kemih sekitar 400-500 cc, setelah penuh baru dikeluarkan. Dalam sehari buang air kecil hanya 6 kali, atau setiap 4 jam sekali. Pada kasus OAB, baru terisi 100-200 cc sudah tidak tertahankan lagi. Dan 1-2 jam sekali sudah terbirit-birit ke kamar kecil.

Beser berbeda dengan inkontenensia urine alias mengompol. Dikatakan mengompol apabila urine keluar tanpa disadari dan dikehendaki sehingga menjadi masalah sosial dan higiene. Namun tidak otomatis sering buang air kecil dikategorikan penderita OAB. Berulang kali buang air kecil karena dipicu oleh penyakit tidak termasuk OAB. Penderita diabetes, efek minum obat diuretik membuat orang berulang kali berkemih. Dan ini tidak digolongkan ke dalam OAB.

Tahukah anda?? Ternyata betul para ‘beserer-beserer’ ini di dominasi oleh wanita. Sebanyak 53 persen wanita di Asia menderita beser. Ada sejumlah faktor resiko yang membuka peluang serangan ini lebih tinggi.

  • Proses melahirkan yang melemahkan otot panggul karena berkali-kali melahirkan dan cara mengejan yang salah.
  • Berkurangnya hormon estrogen akibat menopause.

Berkemih memerlukan kerja sama yang baik antara beberapa organ tubuh. Saraf pusat, sumsum tulang belakang, kandung kemih, uretra, dan otot dasar panggul. Sementara pada orang tua, karena faktor usia, terjadi perubahan fisiologis pada organ tersebut. Elastisitas dan kapasitas kandung kemih menurun. Kemampuan menahan kemih juga menurun, dan menurunnya fungsi ginjal memekatkan urine. Sehingga resiko beser jauh lebih besar bagi para lansia.

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah beser semakin parah.

  • Batasi asupan makanan/minuman yang bersifat diuretik seperti kopi, teh, dan sejenisnya.
  • Jaga suhu tubuh tetap hangat dan tidak kedinginan.
  • Lakukan bladder training, seperti melakukan penjadwalan buang air kecil, belajar menaham berkemih, dan latihan otot dasar panggul.
  • Konsultasikan ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Pengobatan farmakologi biasanya dengan obat tolterodine tartrate.
  • Selalu membawa pakaian dalam untuk ganti, air botol, dan tisu basah.

Mungkin bila semua itu masih belum bisa menaklukkan keinginan beser, pertimbangkan penggunaan pempers. :)

Mas, aku pipis dulu ya”, katanya lagi saat tiba di rumah.



Toilet User Guide

2 comments:

Anonymous said...

tips-nya ta'copas ye...
btw, aku juga sering beser hanya karena segelas teh. tiket bis pun mending batal jika sebelumnya aku ga sengaja minum segelas teh.
di sisi sering juga lama ga pipis2.
aneh.

Anonymous said...

silahken mas..