Friday, July 17, 2009

Demokrasi Spesial Edition


Seorang teman tergopoh-gopoh berangkat ke terminal Kp rambutan mengejar bis damri menuju bandara. Dia harus tiba di bandara sebelum jam 6 pagi guna mengejar pesawat yang akan berangkat jam 06.15.

Sampai di terminal bis bandara masih ngetem menunggu jam keberangkatan. Teman saya segera masuk ke dalam bis. Hampir semua kursi terisi penuh. Suasana begitu dingin dan sepi. Kurang tidur karena harus mengejar bis pagi-pagi sekali, banyak penumpang yang memilih diam dan tidur sejenak sampai bis tiba di bandara.

Sesaat kemudian dua orang laki-laki masuk ke dalam bis. Mereka berjalan menuju kursi belakang sambil mengobrol dengan suara cukup keras. Hal ini mengagetkan beberapa penumpang yang sedang terlelap. Suasana yang semula tenang kini gaduh penuh suara kedua lelaki tadi. Saking serunya topik pembicaraan, mereka tidak menyadari kalau suaranya telah mengganggu penumpang lain.

Bis-pun mulai bergerak maju.

Dua orang lelaki di belakang masih terus berbicara. Bahkan suara mereka semakin keras berusaha mengatasi deruman mesin bis yang sedang melaju.
Beberapa penumpang menengok ke belakang dan menatap kedua lelaki tadi untuk mengekspresikan rasa terganggu mereka. Namun keduanya, entah karena tidak mengerti atau memang tidak peduli, terus saja berbicara dengan suara keras.

Yang menarik, tidak ada satupun penumpang yang berdiri dan memperingatkan kedua lelaki itu untuk diam. Tidak ada. Para penumpang hanya memandang satu sama lain, menggelengkan kepala, dan menengok ke belakang untuk menunjukkan bahwa mereka terganggu. Tapi tak ada satupun yang berdiri untuk menyampaikan ketidaknyamanan mereka.

Mungkin karena para penumpang hanya ingin dibiarkan sendiri. ‘Saya tidak menggangu anda, anda tidak mengganggu saya, kita sampai di bandara, habis cerita..! Kita tidak ingin masalah. Hidup sudah sulit, kenapa harus ditambah sulit dengan masalah baru’.

Apabila kita anggap bis sebuah demokrasi, para penumpang dapat mencari seorang kandidat, seseorang yang mereka pikir dapat merepresentasikan dan mewakili mereka mengatasi situasi tersebut. Yang atas nama mereka, dengan berani berdiri dan menjelaskan pada dua lelaki di belakang bahwa suara mereka telah mengganggu penumpang lain.

Kedua lelaki tersebut akan mengerti, dan paham.. bahwa meskipun teguran itu datang dari satu orang, namun itu mencerminkan keinginan semua penumpang. Kemudian mereka akan mengecilkan suaranya, dan semua penumpang dapat kembali melanjutkan istirahatnya. Dan semua senang.. Hidup demokrasi..!!

Namun sebagaimana demokrasi di Indonesia, demokrasi di bis tadi bisa saja membawa beberapa kemungkinan lain.

Kemungkinan pertama:
Para penumpang akan memilih satu orang wakilnya untuk diberi wewenang atas nama mereka, lalu sang wakil akan pergi ke belakang untuk memberitahu kedua lelaki agar diam. Tapi bukannya memberi peringatan, sang wakil malah ikut bergabung mengobrol dengan kedua lelaki tadi. Suasana menjadi makin berisik. Sekarang para penumpang terjebak dalam situasi yang lebih parah. Tiga orang bersuara keras..!!

Atau kemungkinan lainnya:
Para penumpang memilih wakil mereka, namun tidak ada satupun yang bersedia dan mau mengambil resiko. Tidak ada kandidat..!
Pada akhirnya, satu-satunya orang yang mau untuk dipilih hanyalah kedua lelaki bersuara keras di belakang..!

15 comments:

guskar said...

kemungkinan yg lain masih ada kan mas. misalnya, semua penumpang turun dari bus (kecuali 2 org td), pilih :
1. naik taksi meskpn mahal
2. naik bus berikutnya, konsekuensinya terlambat ke bandara atau ikut penerbangan berikutnya dng tiket baru

Anonymous said...

kok gambar garudanya tamengnya dilepas mas...wakakakak...culun juga mas
Budaya berpplitik kita ndah hancur sejak tahun 1965 (G30SPKI) jadi generasi sudah bener2 tidak tahu mana yang harus dipilih...
susah mas untuk ngukurnya...

wahyu said...

@guskar: betul. pilihan itu tetap ada. pindah naik angkutan lain yang berbeda. yang demokrasinya masih general edition, atau mungkin sudah berbeda sama sekali.

@tigaw: mungkin maksudnya memilih partai ya mas? pilih saja yang paling menguntungkan buat kita. :)

~noe~ said...

xixixi...
sudah bisa memotong tampilan artikel di depan, om :-P
itulah seninya demokrasi, om. dia dianggap sebuah solusi dari satu sisi yang negatif tentang permasalahan khalayak.
coba misalnya dua orang tadi masuk bus dan bernyanyi merdu, enak didengar, apakah para penumpang itu berpikiran untuk mengirimkan wakilnya untuk mengapresiasi kedua orang itu?
lebih sering mereka -para penumpang itu- akan lebih lelap tidur, leyeh-leyeh, manggut-manggut.
kelas2 masyarakat yang terlelap ini yang sebenarnya kita butuhkan nglilirnya untuk membangun alam demokrasi ini.

wahyu said...

haha..
saran seorang kawan, katanya biar hits page loadnya tinggi n ringan waktu di buka.

Tapi blogspot tidak seperti wordpress yang sudah ada fasilitas itu, saya harus ngutak ngatik template HTML-nya. Berhubung saya gapteknya ga ketulungan, butuh 3 jam baru berhasil.

Sampeyan ini, selalu punya cara pandang alternatif.. Tapi kalo dua lelaki itu bernyanyi, nanti malah di kira pengamen om, sementara pengamen dilarang masuk bis.. :)

~noe~ said...

kalo pengamen dilarang masuk bis, mereka juga terjebak dengan perkara yang sama : memilih wakil untuk ngusir kedua orang itu :-D

btw, aku baru kepikiran kalo memotong artikel bisa menaikkan page load. bener juga, soale tamu harus ngeklik artikel utk baca keseluruhan :-)
selama ini aku cuma menghindari halaman muka yang terlalu panjang. kalo tulisannya pendek ndak aku potong.

Anonymous said...

wah kalo bener2 ke gangu kalo aku bilang aja ke orangnya dengan cara baik-baik. atau aku pindah disebelahnya dan ingin tau apa seeh sampe suaranya keras.

wahyu said...

@Noe: benul om, kalo mau baca tuntas harus meng-klik artikel. jadi hits page load double. :)

@kawanlama95: naah.. cara yang lebih baik nan logis. masalahnya tidak semua orang berani to om..? makasih dah mampir..

Anonymous said...

kok ndak ada lagi nie artikel baru semangatt lagi seperti merah putih yang udah lusuh tapi tetap berkibar dilangit nusantara... semangat lagi ya...
salam hangat dari balikpapan

Pradna said...

repotnya, kalo pas milih kandidat...semua pengen jadi kandidat,
jadinya :
2 orang dibelakang terdiam
38 orang ramainya bukan main

~noe~ said...

@pradna
jiahaha...
mantabs :-D

KangBoed said...

Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang

KangBoed said...

Hehehehe.. rameeee daaah.. kualitas dan uang sudah mulai balapan yaaa
Salam Sayang

eoin said...

hihihi, aku pernah gitu, ada yang pacaran pakai speaker phone, pas suasana hati lagi panas, aku tegur aja, pertama cuek, kutegur agak keras dikit, baru ngabur. eh aku malah dibilang "kacau" sama abang aku :P

wahyu said...

maaf sobat. lama tidak menyapa.

@Pradna: Jenius. saya malah tidak terpikir ada pilihan itu.
@KangBoed: Salam sayang cinta kasih.. salam sehat.. Kualitas dan uang..??? ndak mudeng. puntennn... :)
@eoin: panas karena ngiri ya mas.. :p