Wednesday, August 5, 2009

Manusia; debu alam semesta

Salah satu cita-cita saya dulu adalah menjadi astronot. Hihi.. cita-cita standar anak zaman saya kalau tidak dokter, presiden, insinyur, ya astronot..

Salah satu motivasi adalah jalan-jalan ke luar angkasa. Saya sering merasa kagum dan takjub melihat foto-foto luar angkasa. Terutama foto-foto planet bumi. Sangat indah menakjubkan..

Membuat kita berpikir tentang kebesaran sang maha Pencipta. Tentang Luasnya jagat raya. Dan tentang betapa kecilnya manusia..

Coba anda perhatikan gambar berikut. Gambar yang membandingkan bumi dengan planet-planet lainnya. Yang menggambarkan bahwa bumi, planet indah yang kita diami ini, sangat amat kecil bagai setitik noktah tak berarti.






Bumi bersama planet-planet saudaranya


Disandingkan dengan matahari kita

Coba perhatikan betapa kecilnya bumi dibanding matahari. Bayangkan kalau bumi saja bagai sebuah titik, apalagi manusia. Ah.. betapa kecil kita.

Masih ingat artikel saya tempo hari. Matahari adalah sebuah bintang. Dan ternyata matahari bukan satu-satunya bintang di alam ini. Masih ada bintang-bintang lain yang ukurannya jauh lebih besar dari matahari kita. Berikut perbandingan matahari dengan beberapa bintang lainnya.



Matahari kita hanya sebesar bola kelereng dibandingkan dengan bintang Arcturus. Dan Arcturus hanya sebesar biji gotri. Antares adalah bintang paling terang ke 15 di langit. Jaraknya sekitar 1000 tahun cahaya dari sistem tata surya kita.

Terdapat ribuan bahkan jutaan galaxy di alam ini. Dan kita, manusia yang menempati setitik 'debu' planet bumi, tak terlihat dan tak berarti tergeletak di sudut alam semesta.

Dan saya heran dengan pertikaian dan perselisihan antar manusia hanya karena perbedaan letak geografis. Beda negara. Beda suku, etnis, agama.. Padahal kita semua menempati satu planet yang sama. Padahal kita semua sama-sama penduduk bumi. Padahal kita semua sama-sama kecil dan tidak berarti dibanding besarnya Sang maha pencipta.

Site terkait: http://forthardknox.com/

25 comments:

casual cutie said...

wahhh...menarik sekali artikelnya Mas. saya baru tau kalo bumi itu kecil sekali dibandingkan beberapa planet dan bintang. kerennn kerennn.....

wahyu said...

betul, dan manusia lebih kecil lagi.
terima kasih sudah berkunjung..

Anonymous said...

ya karena perbedaan ideologi dan punya kepentingan tertentu sehinga untuk mencapai itu perlu pengorbanan yaitu menghancurkan pihak yang lain.

marsudiyanto said...

Andai orang2 yg suka bertikai itu baca artikel ini...

wahyu said...

@kawanlama: mungkin seharusnya kepentingan, visi dan misinya di buat sama saja. agar tidak ada pertikaian. misal, demi keselamatn umat manusia. demi menjaga keberlangsungan planet bumi yg hanya satu2nya, dan tujuan lainnya yang lebih luas dan universal sehingga perbedaan tidak lagi terlihat dan dipermasalahkan..

@Pak mar: andai mereka merasa sama2 penduduk bumi, tidak hanya negaranya, kelompoknya, sukunya, agamanya.. dan pertikaian karena perbedaan kepentinganpun tidak terjadi.

Pak Mar sekarang site pribadinya banyak sekali..

Santri Gundhul said...

Salam kenal mas Wahyu,

Perbedaan itu berada dalam RANAH RAGAWI dan itu hal yang lumrah-wajar dan logis saja. Sebab RAGA linambaran EGO~NAFSU~AKAL~PIKIRAN.
Tetapi jika sudah masuk dalam ranah URIP~HIDUP, sudah tiadalagi perbedaan itu.
Sebab URIP~HIDUP kita adalah SAMA dan SATU karena berasal dari yang TUNGGAL.

Hanya saja perbedaan dalam wilayah AGAMA sering kali membuat jalan kita SAMSARA karena KONFLIK kepentingan akibat adanya DOKTRIN2 dan IMING-IMING ganjaran PAHALA dan SURGA misalnya.

Siiippp...maju terus dengan KARYA BEARMUTU.

Salam

wahyu said...

@santri gundhul: betul sekali. semuanya perbedaan memang dalam ranah ragawi. Namun sungguh sayang, kadang semua itu dijadikan masalah yang sangat substansial dan dijadikan alasan untuk bertikai. Jika semua orang seperti kang santri, sudah m enanggalkan perbedaan ragawi karena kita semua adalah sama dan satu berasal dari yang tunggal (meminjma istilah sampeyan), pasti dunia tidak selalu gonjang ganjing dalam perang, tawuran, saling tuntut menuntut di pengadilan..

Mungkin yang salah bukan iming2 pahala surga neraka, tapi pemahaman tentang perbuatan dan sikap yang mendatangkan pahala itu yang masih perlu dikoreksi.

Makasih urun pandangannya sobat.. ;)

Anonymous said...

dust in the wind..

KangBoed said...

HAHAHA.. BAYANGKAN SELURUH ALAM SEMESTA RAYA DITOPANG OLEH TANGAN SIAPA.. BAYANGKAN DIRI KITA SEBESAR APAKAH DIBANDINGKAN TANGAN YANG MEMEGANG ALAM SEMESTA.. MAKA SERAHKAN DIRI MU TOTAL KEPADANYA.. DALAM LA HWALLA WALLA QUWATA
SALAM SAYANG

KangBoed said...

MARI KITA MULAI DARI MEMBENTUK DIRI KITA MASING MASING AGAR MENJADI MANUSIA SEUTUHNYA DAN MULAI BERBAGI DENGAN SESAMA

SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG ‘TUK SAHABATKU TERSAYANG

I LOVE YOU PHUUUUUUULLLLLLLLLLLLL

wahyu said...

Tepat sekali KangBoed..

We luv u full juga

~noe~ said...

apa ndak justru sebaliknya, om
karena bumi sedemikian kecilnya, pertikaian karena gegrafis menjadi isu utama. namun seandainya bumi sebesar antares pun, pertikaian itu selalu ada. memang manusia diciptakan dengan otak yang mempunyai nalar pembenaran untuk bertikai.

ada yang mau tak kritisi utk postingan ini.
- emang jaman dulu kita boleh bercita-cita jadi presiden? presiden kan cuma satu seumur hidup. hayoo jangan ngaco...

Rusa Bawean™ said...

hmmm
very nice info bosss
:)

guskar said...

Gambar-gambar di atas, semakin menyadarkan kita betapa kecilnya manusia dibandingkan “makrokosmos” di luar manusia, terus sebesar apa Sang Pencipta itu ya? Rasanya tidak pantas bagi kita untuk berlaku sombong, karena sesungguhnya “kita ini tidak ada apa-apanya” karena ke-Mahabesar-an Allah tadi

m4stono said...

tulisan yg sangat mencerahkan.....saya kira bumi ini sudah besar bgt loh....ternyata cuman setitik debu......

Roshi said...

Matahari memang paling besar, bahaya juga kalau sampai ada badai matahari yang menimbulkan ledakan dahsyat di permukaannya, bisa-bisa ledakan itu mengenai planet sekitarnya,emmmm....perlu diwaspadai.

Anonymous said...

met berakhir pekan bang
semoga indah yah
salam hangat selalu

wahyu said...

@Noe: Nalar pembenaran bertikai sama besar dengan nalar pembenaran untuk tidak bertikai dan memilih perdamaian. Yg menentukan adalah cara pandang, pemahaman dan pengendalian hawa nafsu.

Kalau masih kecil boleh om. yg tidak boleh orang dewasa yg bercita2 menjadi presiden. hehe..

@Rusabawean; makasih sudah berkunjung om..

@Guskar: akur kang. Manusia memang tidak sepantasnya merasa paling hebat dan sombong. Karena kita tak berarti dibanding sang Maha Besar..

@m4stono: terima kasis sudi mampir kang, yap.. ternyata bumi kita ini hanya bagian kecil dari sistem alam semesta..

@Roshi: yg jelas dirasakan dari badai matahari adalah gangguan gelombang elektrtomagnetik. Makasih sudah berkunjung. Blog multimedia anda juga bagus..

@Blue: met weekend juga blue.. ;)

Anonymous said...

lapor, dah saya pasang juga bos

KangBoed said...

Hidup hanyalah sekedar permainan dan senda gurau belaka..

KangBoed said...

sadari tiada yang ada selain DIA YANG MAHA ADA
temukan frekuensi hatinya

Salam Sayang

KangBoed said...

Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang 'tuk sahabatku chayank

I love U Vuuuuuuullllll

Anonymous said...

memang hanya Alloh lah pemilik yang paling Agung tak ada yang lain..
salam hangat selalu

Anonymous said...

A

Anonymous said...

gak ada lagi yg mesti diucapkan selaiun alllooooooohu akbaaarrr....