Monday, March 9, 2009

Bumi tanpa bulan


Beberapa waktu yang lalu ketika pulang dari olah raga bulu tangkis malam hari saya terkesima begitu melihat ke langit. Di atas sana tergantung dengan sangat jelas bulan purnama yang penuh. Saking jelasnya sampai-sampai saya dapat melihat gambaran permukaan bulan yang seolah terdiri dari daratan dan samudera. Daratan dengan warna yang lebih gelap dan lautan dengan warna yang lebih terang. Pendaran cahayanya yang nyaman di mata begitu menakjubkan. Menimbulkan perasaan menenangkan yang luar biasa. Pantaslah ada ungkapan ‘seindah bulan purnama’ untuk menggambarkan wajah bercahaya yang elok nan indah.

Semakin lama saya amati dan rasakan, saya temukan bahwa pesona bulan purnama tidak saja indah, tapi juga mempunyai nuansa sakral dan magic. Mungkin karena ini bulan purnama diyakini mempunyai kekuatan gaib dan berbagai mitos supranatural. Sebut saja kisah manusia serigala (Werewolf), manusia yang berubah menjadi serigala saat datang bulan purnama. Para Dewi khayangan yang turun ke bumi untuk mandi setiap malam bulan purnama, bayi yang lahir saat bulan purnama diyakini mempunyai kekuatan lebih, dan cerita-cerita lainnya.

Ya.. mitos biarlah sebagai mitos. Saya tidak akan mengutak-ngatiknya, karena saya takut kualat. Saya takut kalau saya berani mengobok-obok cerita peninggalan nenek moyang, para leluhur nanti akan menyumpahi saya menjadi pria tampan dan gagah. Haha..

Baiklah.. di luar urusan mitos tadi, pernahkah anda berpikir sebetulnya untuk apa bulan itu ada? Apakah peran bulan dalam sistem alam ini. Apa hanya sebagai penghias malam, pemberi cahaya kegelapan malam hari, atau apa? Yuk.. kita cari tahu.
Tidak terlalu banyak orang peduli dan pernah memikirkan hal ini, tapi bulan adalah yang telah menjaga planet kita ini stabil. Tanpanya, bumi kita akan seperti kacau balau layaknya sebuah rollercoaster. Planet kita akan mengamuk.

Gaya gravitasi bulan menyebabkan adanya kenaikan gelombang laut. Tanpa adanya bulan, ketingian laut pasang menurun menjadi 2.5 kali lebih rendah. Konsekuensinya akan sangat dramatis. Banyak delta yang akan kering, sementara sebagian area akan mengalami banjir pasang permanent.Ini akan menyebabkan perubahan besar-besaran pada alam, manusia akan menghadapi masa kekeringan, kelaparan, penyakit dan perang.

Dan hal itu bukan bagian yang terburuk. Karena tanpa adanya bulan, pergerakan rotasi bumi akan kacau, karena tarikan dari planet lainnya khususnya Venus dan Jupiter. Sehingga satu saat anda akan merasa berada di Afrika, sebentar kemudian anda merasa berada di kutub utara. Untuk jangka panjang, hal ini akan menyebabkan pergantian cuaca yang ekstrim, brutal, dan sulit diprediksi.

Bumi akan panas, beku, dan panas kembali. Suatu waktu hidung anda membeku dingin dalam era zaman es, sebentar kemudian suhu bumi akan naik sangat cepat dan panasnya yang hebat akan membuat bola mata anda melompat keluar. Pergantian cuaca yang sangat cepat dapat mengganggu bahkan mengacaukan atmosfir bumi sehingga menjadi tidak layak huni.

Skenario yang lebih parah, bumi akan diam tak berputar dalam periode waktu yang sangat lama. Separuh bumi akan mendapat cahaya matahari, sementara sebagian lainnya berada pada kegelapan tanpa akhir, dan era zaman es abadi.

Tanpa adanya bulan, bumi akan mengalami kejadian seperti saat kiamat yang dikabarkan oleh para nabi. Planet ini akan mulai berputar secara liar. Siang dan malam akan terjadi hanya dalam perkiraan waktu 4-5 jam. Dan akan terjadi badai topan yang sangat dahsyat, sepuluh bahkan ratusan kali lebih besar dari badai terburuk yang pernah terjadi. Kota dan hutan akan rata dengan tanah, pertanian menjadi mustahil dilakukan. Dunia kita menjadi dunia tanpa kehidupan. Planet ini pada akhirnya menjadi planet mati. Mungkin inilah yang terjadi pada planet Mars.

Maka, jika lain waktu anda melihat bulan purnama yang indah di atas sana, bersyukurlah. Berkatnya, tidak ada badai topan melanda, tidak ada zaman es, tidak ada bumi yang kacau. Mari berharap bulan akan tetap ada di tempatnya beberapa waktu.

(Perhitungan para ahli memperkirakan dalam waktu 15 milyar tahun ke depan, bulan masih tetap berada pada jarak yang stabil, sekitar 640 ribu km. Waktu yang cukup bagi cucu bahkan sekian puluh generasi ke depan untuk tetap dapat menikmati indahnya bulan)


NB: Di sini juga (Jakarta) terdapat mitos layaknya sang serigala jadi-jadian (Werewolf), hanya saja berbeda versi. Tepatnya di kawasan Jatinegara, jika bulan purnama penuh dan langit cerah, di sana banyak berkeliaran 'perempuan jadi-jadian'. Waspadalah.. :)

8 comments:

Anonymous said...

wah.. memang bulan selain indah juga bagian tak terpisahkan dari bumi kita ini...

Anonymous said...

Betul mas Suryaden. Tidak bisa dibayangkan Bumi tanpa Bulan..

Suwun dah mampir..

Rie Rie said...

bumi tanpa bulan...mungkin rasanya seperti Rie Rie tanpa ngeblog kali ya......**wondering mode on**

Anonymous said...

wow... ternyata begitu ya.
aku pikir kalo bumi tanpa bulan yang paling terpengaruh adalah kaum wanita saja. tidak bisa datang bulan :-D
tidak bisa dirayu wajahmu seperti bulan purnama.

tapi microsoft dan industri software harus merevisi penanggalannya. termasuk pembuat kalender, reg spasi ramal, primbon, dll semua jadi tidak berlaku.

juga iklan olalaa... agus agussss... juga harus dihapus karena nama agus diambil dari nama bulan agustus.

dan yang paling menyedihkan: aku ndak dapat gaji bulanan lagi...

Anonymous said...

haha.. om wisnu ini bisa aja. Ternyata akibat tidak adanya bulan betul-betul sangat kompleks ya..

bening said...

ngeri banget bayangin bumi tanpa bulan,
nikmat mana lagi yang patut kita ingkari???
(mikir mode on)

Wahyu Riyadi said...

emang udah sepatutnya kita bersyukur.. :)

Anonymous said...

maha sempurna Allah dalam menciptakan segala sesuatu sekecil apapun tidak ada yang percuma,sangat buruklah kita kalau tidak bersyukur.....wkwkwk..kabur lagi ah