Thursday, October 18, 2007

Review mudik 2007

Kembali ke Jakarta, hal pertama adalah ucap Alhamdulillah syukur akhirnya kembali dengan selamat. Lebaran tahun ini lebih berkesan, lebih karena tahun ini saya mudik dengan sepeda motor.

Sedikit review tentang perjalanan saya kemaren. Berangkat dari rumah, di daerah Cileungsi tanggal 12 Oktober sekitar jam setengah 6 pagi. Sengaja lewat jalur tengah menghindari macet, arah Purwakarta, lewat Sadang, Subang, tembus Cirebon. Pilihan tepat lewat jalur tegah, karena sepanjang Pantura lalu lintas macet luar biasa. Dari yang saya lihat sepanjang jalur tengah, jalan sudah lumayan bagus, walau ada beberapa titik yang bergelombang. Namun jalur tengah lebih nyaman karena suasana dan pemandangan yang tidak membosankan. Di kanan kiri penuh dengan pepohonan, bahkan hutan. Banyak sawah dan perkebunan, serta jalur yang selalu berubah dan tidak monoton. Selain itu jalur tengah jauh lebih teduh dan tidak panas.

Jalur tengah sampai ke Cirebon secara keseluruhan lancar. Titik macet berada di Ketanggungan karena melalui pasar dan jalan yang sempit. Macet sampai berkilo-kilo meter. Bagi yang membawa mobil mungkin di sini ujian yang paling berat. Beruntung saya menggunakan sepeda motor, mengingat motor masih dapat melalui sisi-sisi jalan bahkan turun sampai bahu kiri jalan.

Sampai Cirebon, lalu lintas kembali padat karena pertemuan dari arah Pantura dan jalur tengah. Jalan padat dipenuhi kendaraan roda dua. Kecelakaanpun kerap terjadi, pada umumnya senggolan sesama pengendara motor. Satu hal yang penting bagi pemudik sepeda motor adalah jangan membawa barang terlalu berlebih. Saya lihat ada banyak pemudik yang memaksakan membawa dua orang anak yang masih balita, belum lagi bawaan barang di belakang dan kanan kiri. Hal ini sangat membahayakan karena dapat mengganggu dan mengurangi kemampuan mengemudi sampai lebih dari 20%.

Usahakan seluruh tubuh tertutup, gunakan jaket yang simple dan pas di badan. Juga gunakan sarung tangan yang menutupi sampai ke jari tangan. Gnakan celana bebahan jins, karena sifatnya yang kaku dan tidak mudah tertiup angin. Usahakan menggunakan masker yang menutupi seluruh kepala kecuali mata. Masker yang khusus digunakan untuk pengendara sepeda motor. Ini dapat melindungi kepala, telinga, dan wajah dari debu panas dan angin. Jangan lupa gunakan sepatu, usahakan sepatu kets dan memakai kaos kaki.

Dari pengalaman kemaren, mudik dengan sepeda motor dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan asal dilakukan dengan persiapan yang matang dan pemilihan jalur mudik yang tepat. Survey dan informasi perihal jalur mudik dan situasi lalu lintas sangat bermanfaat. Jangn ragu untuk bertanya arah bila dirasa perlu. Hal yang paling melelahkan adalah bokong yang pegal dan panas karena duduk yang terlalu lama. Oleh karena itu berhenti istirahat sejenak sangat membantu, bila perlu rebahkan tubuh anda agar persendian dan tulang belakang menjadi kendor.

Mudik kemaren sampai di yogyakarta memerlukan waktu 15-16 jam. Istirahat dilakukan saat pengisian bahan bakar dan shalat di mesjid. Pengisisan bahan bakar sebanyak tiga kali, total sekitar 50 ribu. Sampai di tujuan masih tersisa bahan bakar di tangki sekitar dua liter-an. Jauh lebih irit dan ekonomis di banding menggunakan kendaraan roda empat atau lebih. Mungkin ini salah satu sebab banyaknya pemudik sepeda motor. Murah, walau lebih berisiko dan melelahkan.