Buku peta panduan mudik diluncurkan
Buku "Pantura Jawa: Peta Panduan mudik dan Wisata Lengkap" diluncurkan oleh penulisnya yaitu Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Rudolf Wannemar Matindas dan Budiman, wartawan Suara Pembaruan di Jakarta, Sabtu.
Buku panduan mudik dan wisata edisi kedua ini juga dilengkapi dengan berbagai lokasi penting di sepanjang Jalur Pantura seperti stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), bengkel, kantor polisi, masjid, rumah sakit, hotel, bank dan rumah makan.
"Buku ini diharapkan bisa melengkapi mudik warga Jakarta ke kampung halaman yang kerap kali menggunakan saat mudik juga untuk berwisata keluarga, sehingga kami melengkapinya dengan tempat-tempat wisata," kata Rudolf W Matindas.
Keunikan buku ini, ujarnya, dilengkapi dengan titik koordinat (lintang selatan dan bujur timur di tempat-tempat penting, sehingga pembaca yang telah memiliki handphone dengan Global Positioning System/GPS atau sistem penentu lokasi) akan dipermudah.
Selain itu keunikan buku ini adalah peta pulau Jawa disajikan memanjang berdasarkan arah barat dan timur sehingga memudahkan dalam mengenali daerah-daerah di sepanjang perjalanan itu.
"Buku ini memang difokuskan pada lokasi wisata di sepanjang Pantai Utara Jawa, mulai dari Carita, Banten yang berada di ujung barat Pulau Jawa, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga pelabuhan penyebrangan Ketapang, Banyuwangi di Jawa Timur. Selain itu juga dilengkapi dengan lokasi wisata di Yogyakarta berhubung Yogya cukup unik," kata Budiman.
Buku yang dijual seharga Rp120 ribu itu, ujar Budiman, juga mengajak pembacanya menjelajahi sembilan makam Wali Songo beserta masjid-masjid peninggalan mereka yang tersebar di sepanjang jalur pantura.
Isi buku edisi kedua yang merupakan revisi dari buku yang sama tahun lalu itu kini telah semakin dilengkapi dengan informasi hotel, harga tarif jalan tol yang baru, koridor busway dan tambahan jalur-jalur jalan tol yang baru.
Edisi kedua ini, kata Budiman, akan diluncurkan sebanyak 5.000 eksemplar untuk tahap pertama. Edisi pertamanya yang dicetak sebanyak 3.000 eksemplar sekarang hanya tinggal beberapa saja di pasaran.
sumber: http://www.antara.co.id
No comments:
Post a Comment