Thursday, July 16, 2009

Macam Spektrofotometri dan Perbedaannya (Vis, UV, dan IR)

Pada artikel tempo hari telah dibahas tentang perbedaan antara spektrometri dan spektrofotometri, serta beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia spektrometri.

Kali ini akan dibahas mengenai jenis spektrofotometri dan perbedaannya. Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Spektrofotometri Vis (Visible)
2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)



1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)


Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).

Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu.

Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.

Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.

Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.

Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam sample.


2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)

Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.

Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel.

Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.

Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.

Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble protein). Jika menggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan reagent Folin, maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa.

Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar 280 nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi tinggi), maka konsentrasi protein terlarut semakin besar.

Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.


3. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.

Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.


4. Spektrofotometri IR (Infra Red)

Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm.

Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.



Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang diperoleh.

Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang bersifat rutin dan cepat.

31 comments:

~noe~ said...

pertamax sik...
terus melarikan diri dulu :-D

marsudiyanto said...

Belajar dari sini biar dapat penyinaran...

wahyu said...

@Noe: ngomong2 pertamax ada wacana turun harga ya..? :)
@Pak Mar: pak guru ini, biasanya sampeyan yang kasih penyinaran.. :p

Anonymous said...

Lagi nyari pbedaan sinar UV A dan UV B niiy..
Eh nyantol di blog om Wahyu, nice blogging !!

wahyu said...

satu kehormatan dikunjungi bunda darin.
Dah jadi internet entrepreneur nih. moga sukses ya dg oriflame-nya..
:)

idha.. said...

k...Q mengenai sPektrofotometer UV-Vis,,,Q butuh referensi bwat nyusun makalah ntuk metode analisa spektrifotometer uv-vis...pada senyawa organik....mngkin bs dibantu...

achmad said...

minta judul buku referensinya dunks. . .
masih bingung nie. . .

wahyu said...

duh maaf mas achmad, referensi saya bukan dari buku. coba deh browsing, banyak koq yang ngebahas spektro..

TUKANG CoLoNG said...

Kalo ada yang pertamax, saya ketujuhx deh..
hahaha
numpang lewat yah, lagi nyari bahan buat tugas nih
^_^

Anonymous said...

wuaaah.....sembah sujud serta mulia kepada bapak wahyu riyadi yang telah memberikan pencerahan kepada saya tentang spektrofotometri. terima kasih banyak (^^,)v

Anonymous said...

terima kasih......
saya terbantu dalam menyusun laporan praktikum analisis instrumen

Wahyu Riyadi said...

sama-sama
senang bisa bermanfaat.

Anonymous said...

vfdgd

Anonymous said...

mau tanya......kalo saya butuh alat spektrofotometri, saya bisa dateng kemana ya?yang nyediain alat ini di indonesia dimana?makasih banyak informasinya....

Anonymous said...

oh iya, satu pertanyaan lagi...kalo sumber cahaya tampaknya berupa LED, bisa gak ya panjang gelombangnya diukur menggunakan spektrofotometri vis?makasih banyak=)

arisanty said...

makasih banyak pak infonya...ada satu hal yg saya tanyakan, kalo mau menganalisa ekstrak dalam suatu campuran bisa ga pk spektro? atau ada alat lainnya? soalnya kan ekstrak belum ada bahan baku pembandingnya, kan perlu tuh utk buat kurva baku? mohon dijawab ya pak, terima kasih

wahyu said...

@arisanty: bisa. asal kita sudah tahu kira2 senyawa apa dalam hasil ekstrak tersebut. dan ini hanya kualitatif saja. artinya hanya membandingkan sektrumnya untuk mengetahui apakah betul senyawa dalam ekstrak sesuai dengan perkiraan.

nah, kalau sudah tau senyawa apa dalam ekstrak, baru bisa analisa kuantitatif.

semoga membantu.

S Hamdani said...

artikel yang cukup lengkap... hebat
lanjutkan berkarya
cerdaskan diri sendiri dan orang lain.

wahyu said...

trimakasih pada sobat semua yang sudah berkomentar dan memberikan apresiasi. semoga bisa bermanfaat..

Salam sehat
Wahyu

dikung said...

mas wahyu q bole tanya2 g seputar UV-VIS cos tema tugas akhirq juga pake UV-VIS..... ?

Wahyu Riyadi said...

monggo silahkan mas dikung

Anonymous said...

kq nyri bhan yg spektro uv aj slit y??
mhon bantuannya,,
mksi

Anonymous said...

istilah ionisasi,fluoresensi, adsorbsi itu pa cee

Anonymous said...

mas wahyu,,ada referensi metode xanthoproteat buat analisis protein dgn spektrofotometer uv/vis ga??

Anonymous said...

thx :)

Belajar said...

lam knl kk, skalian tanya?
untuk penentuan kadar hemoglobin dalam darah. apakah bisa dilakukan menggunakan metode spektrofotometri..
mohon bantuannya

ibrahim tefi said...

bagaimana prinsip kerja dari spekto UV-Vis untuk penentuan senyawa furfural..........

tolong ya....mau lakukan penelitian.....

BMD Laboratory said...

sangat membantu ilmunya, terima kasih

Unknown said...

Pak Wahyuuuuuu... yang menyebabkan nilai absorbansi itu jadi minus apa ya.... lart induk sdh oK. mau buat kurv kalibrasi PEG ...mohon bantuaan . tq

Unknown said...

makasih materinya. sangat membantu

Nama e wa M said...

Makasih gan, membantu banget.