Tuesday, August 26, 2008

Simbiosis Banteng dan Beringin

Semalam saya lihat acara di TVone yang membicarakan tentang koalisi PDIP-GOLKAR. Hadir di sana Panda Nababan sebagai wakil PDIP, Burhanudin N sebagai wakil GOLKAR dan Kristiadi selaku pengamat politik.

Yang menarik bagi saya dari acara tersebut adalah topik tentang koalisi PDIP-GOLKAR. Koq bisa ya PDIP yang oposisi dan sudah dikenal sejarahnya kurang akur dengan GOLKAR mempertimbangkan untuk bergabung di pemilu nanti? Belum lagi perbedaan yang ditimbulkan oleh capres. Jelas PDIP akan mencalonkan Mega untuk menjadi presiden. Dan GOLKAR akan mengusung Jusuf Kalla. Koq ya kelihatan sekali keinginan menang dan menjadi no satu. Kalau mereka bilang sih katanya penggabungan ini bukanlah kepentingan pragmatis saja. Tapi juga demi kepentingan yang lebih besar, demi kepentingan bangsa dan negara. Dan juga ini bukanlah hanya program sesaat, tapi kerjasama jangka panjang, 25 tahun ke depan.

Apa betul ini bukan hanya kepentingan sesaat karena keinginan untuk menang dan tidak mau kalah. Mengingat memang ada kecenderungan partai lain yang bergerak semakin besar. Katakanlah PKS. Atau jangan-jangan kaolisi ini justru untuk menandingi PKS. Setuju dengan pernyataan pak Kristiadi. Bolehlah PDIP dan GOLKAR berkoalisi. Tapi jangan nanti mengatakan bahwa ini adalah kaolisi untuk menggalang kekuatan kaum nasionalis, dan untuk menandingi kaum agamis yang saat ini semakin merangkak naik. Seolah-olah di Indonesia ini ada dua kekuatan besar yang sedang bertarung. Kekuatan nasionalis dan agamis. Nah.. kalau ini sudah terjadi kan malah jadi runyam. Bisa perang saudara kita. Padahal banyak kalangan nasionalis yang juga agamis. Dan sebaliknya banyak orang-orang agamis yang sangat nasionalis.

Apakah betul koalisi ini untuk kepentingan yang lebih besar, atau hanya ujung-ujungnya kekuasaan? Yah.. kita lihat saja nanti. Jika nanti koalisi mereka menang, bagaimana sistem bagi hasil dan keuntungan diantara mereka?Apakah diantara mereka nanti ada yang bersedia mengalah untuk menurunkan capres andalannya menjadi cawapres?? Apakah PDIP bersedia mengalah atau tetap ngotot menjadikan Mega sebagai capres, ataukah GOLKAR yang bersedia mengalah dan merendah?? Ini salah satu ujian bagi koalisi ini.

Kita tunggu saja. Rakyatkan cuma bisa menunggu dan melihat. Seperti saya ini. Orang awam yang tidak tahu banyak, hanya mengamati yang terlihat dan kelihatan saja.. Tapi tentu saja, untuk kemudian memilih yang terbaik di pemilu nanti. :)

Oh ya.. Ditengah-tengah berita itu juga disampaikan tentang pemilu walikota Bogor. Yang menarik adalah salah satu calon walikota adalah paranormal terkenal Ki Gendeng Pamungkas. Kalau tidak salah Ki Gendeng maju sbagai calon independen alias tidak melalui partai politik (mohon koreksi kalau salah).

Kemarin adalah hari pengambilan no urut. Sebelumnya Ki Gendneg telah memprediksi bahwa dia akan mendapat nomor urut 2. Saking yakinnya, sebelum berangkat menuju tempat pengambilan nomor, dia menuliskan nomor 2 di badan mobilnya dengan cat semprot. Untungnya saat pengambilan nomor, betul dia mendapat nomor urut 2. Entah karena memang ilmunya yang hebat atau hanya karena kebetulan ramalannya terwujud. Saya dapat membayangkan betapa malunya apabila ternyata no urut yang didapatkan bukan nomor 2.

Memang lucu bangsa kita. Kemaren artis, sekarang paranormal..

No comments: