Di balik 'Zero sugar'
Pernahkah anda melihat iklan di televisi mengenai minuman ringan yang katanya tidak mengandung gula, ‘zero sugar’. Ya.. trend baru dalam industri minuman ringan yang saat ini sepertinya sedang naik daun. Coca cola ’zero sugar’, Sprite ’zero sugar’, mungkin sebentar lagi akan menyusul Fanta ’zero sugar’. Entahlah..
Sekarang saya ingin bertanya. Pernahkah anda berpikir sebetulnya apa sih keistimewaan dari ’zero sugar’?
’Zero sugar’ artinya tidak mengandung gula. Atau kandungan gula dalam minuman tersebut 0 %. Namun hal ini tidak berarti bahwa minuman ini tidak berasa manis. Rasanya tetap manis. Hal ini karena peran gula sebagai pemberi rasa manis digantikan oleh pemanis buatan, seperti Sakarin, Aspartam atau Siklamat. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, mengapa gula dihilangkan, padahal rasa manis tetap dipertahankan? Bukankah gula sebagai pemanis alami justru lebih aman ketimbang pemanis buatan?
Sesungguhnya ada beberapa alasan dibalik substitusi gula dengan pemanis buatan pada produk makanan/minuman. Diantaranya adalah:
•Untuk membantu mengurangi berat tubuh. Beberapa orang yang memiliki problem obesitas memilih untuk mengurangi asupan energi dengan menggantikan pemanis berenergi tinggi dengan pemanis buatan yang memiliki kandungan ernegi rendah. Hal ini membuat mereka dapat mengkonsumsi makanan/minuman dengan jumlah yang sama namun memiliki energi yang lebih kecil.
•Perawatan gigi. Pemanis buatan mempunyai sifat ramah terhadap gigi. Mereka tidak terfermentasi oleh microfloral yang terdapat pada plak gigi sebagaimana halnya gula.
•Diabetes mellitus. Orang dengan masalah diabetes mempunyai masalah dalam pengaturan level gula darah. Dengan mengurangi asupan gula dan menggantikannya dengan pemanis buatan, mereka dapat tetap menikmati rasa manis tanpa takut kadar gula darahnya melonjak.
•Reactive hypoglycemia. Orang-orang dengan reactive hypoglycemia akan memproduksi insuline secara berlebih sesaat setelah menyerap glukosa ke dalam aliran darah. Hal ini menyebabkan kadar gula darah jatuh dibawah kadar gula darah normal. Sehingga layaknya penderita diabetes, mereka harus menghindari asupan makanan high-glycemic, dan memilih pemanis buatan sebagai pengganti gula.
Dan sepertinya hal tersebut jugalah yang menjadi alasan produsen minuman ringan untuk meluncurkan produk ‘zero sugar’. Selain itu juga produk ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat (terutama kaum muda saat ini) yang begitu memperhatikan berat badannya dan khawatir akan problem obesitas. Tapi apakah betul karena alasan tersebut produk ‘zero sugar’ diluncurkan..??
Saya pernah mendengar pernyataan yang sedikit miring dan kritis akan maraknya produk ‘zero sugar’ akhir-akhir ini. Produsan gula alami masih sangat tergantung pada bahan bakunya yaitu tebu. Dan karena saat ini tebu juga digunakan untuk produksi ethanol, maka terdapat persaingan tebu sebagai bahan baku gula dan tebu sebagai bahan baku pembuatan ethanol. Kebutuhan tebu-pun meningkat. Harga tebu menjadi naik dan akibatnya harga gula alami juga ikut mengalami kenaikan.
Untuk mensiasati ini, para produsen makanan dan minuman berbondong-bondong beralih pada pemanis buatan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi. Dan agar terlihat menarik maka digunakan istilah ’zero sugar’ sebagai bahasa iklan dan siasat maketing lengkap dengan promosi gencar diberbagai media. ’Zero sugar’-pun dengan cepat menjadi trend baru. Dan masyarakat yang mengaku ’gaul’ dan mengikuti perkembangan modernitas merasa bangga bila telah merasakan dan membeli produk minuman ini.
Sayangnya mereka tidak mengerti dan memahami apa sesungguhnya yang telah mereka konsumsi. Mereka tidak mengetahui tentang pemanis buatan dan bahayanya bagi kesehatan. Produsen-pun tidak menyinggung bahwa produknya adalah produk khusus bagi para penderita diabetes dan orang yang mempunyai masalah terhadap asupan gula. Bahkan sengaja dibuat agar terkesan produknya memang bukan hanya diperuntukan bagi para penderita diabetes yang notabene pangsa pasarnya tebatas dan kecil. Namun semua orang dapat mengkonsumsi produk ini terlepas dari resiko pemanis buatan. Dan banyak masyarakat yang menyimpulkan bahwa produk ’zero sugar’ lebih baik dan sehat dibanding produk pendahulunya.
Perlu diketahui bahwa sebagian besar zat aditif pada makanan mempunyai resiko yang merugikan kesehatan. Termasuk pemanis buatan. Sakarin, dan Siklamat, semuanya merupakan zat karsinogenik penyebab kanker. Studi dengan menggunakan tikus menunjukkan bahwa Sakarin dapat menumpuk dan mengendap pada kandung kemih dan menyebabkan kanker dan tumor. Tidak berbeda jauh dengan Siklamat. Aditif ini juga dapat menyebabkan kanker kandung kemih. Di negara-negara maju seperti di Amerika serikat, penggunaan Sakarin dan Siklamat telah dilarang penggunaannya. Pemanis buatan yang masih diijinkan penggunaannya adalah Aspartam.
Produk ’zero sugar’ mungkin baik bagi para penderita diabetes dan yang mempunyai masalah terkait penggunaan gula alami. Namun bagi orang normal, saya rasa masih lebih baik mengkonsumsi makanan/minuman yang menggunakan pemanis alami ketimbang pemanis buatan.
Artikel tentang perkembangan pemanis sintetis terbaru dapat dilihat di sini.
Artikel sejenis:
1. http://yellashakti.wordpress.com
2. http://www.cancer.gov
3. http://en.wikipedia.org
5 comments:
salam hidup sehat, dan jaga makanan selalu...
ah jadi terharu ih. om suryadenpertamax terus..
salam sehat..
artikelnya kuerreeennn...
herannya kenapa mereka memakai tag "zero sugar" ya. apa seperti tindakan pencegahan sebelum ada black campaign tentang zat aditif, sehingga langsung main frontal di tag-nya?
ckckck
nice post om
thanks boss..
mungkin mereka mau ambil image positifnya. Gula-kan identik dg kegemukan, diabet, dan penyakit lainnya.
Biar kesannya sehat, dan baik buat kesehatan. yah.. bahasa iklan.. :)
waktu dikampus saya ada promo produk cola zero sugar, saya dan temen2 berebut ambil, malah ada yg ambil 3. tapi baru setengah kaleng, saya dan beberapa temen malah sakit perut dan sempet mencret sebentar. dasar perut kampung kali ya :p
Post a Comment