Monday, June 29, 2009

Uneg-uneg blogger kutu kupret..

Menyebalkan juga bila belanja ke suatu toko namun barang yang dicari tidak ada. ‘Sedang kosong mas..’, jawab sang pramuniaga. Satu dua kali masih bisalah dimaklumi. Namun ketika kembali untuk yang ketiga kali dan ternyata jawaban yang didapat masih sama, saya yakin, pada kesempatan berikutnya, anda tidak akan pergi ke toko tersebut. Rasa getun dan kecewa yang terakumulasi menyebabkan pilihan hijrah ke toko sebelah yang barang dagangannya lengkap dan selalu up to deit.

Mungkin seperti itulah yang dirasakan siapapun yang berkunjung ke blog ini. Entah itu manusia atau demit sekalipun. Waktu yang dikorbankan terasa sia-sia.. Mubajir.. “cape-cape sowan ke sini, ternyata masih itu-itu juga. Wiss.. Kapokkk..!!”. Mungkin begitulah perasaan mereka. Maaf dari saya..

Memang sudah lama saya tidak mengotak-ngatik gubuk saya ini. Banyak alasan. Dari mulai kesibukan kantor, persiapan pernikahan, proyek bersama yang sampai sekarang tak juga jelas juntrungannya, launching website sciencebiotech, sampai aktivitas di tempat tidur yang sekarang terasa menjadi sangat berharga untuk dilewatkan.

Setali tiga uang dengan terbengkalainya blog, jumlah pengunjung-pun menurun. Dari yang semula rata-rata 200 per hari, kini tinggal 50%-nya.

Ya.. blog ecek-ecek ini masih di seputaran 200/hari. Jangan ngece.. beruntung masih ada yang sudi berkunjung. Meski lebih karena kesasar ketimbang sengaja sowan. Mereka datang karena dituntun mesin pencari yang masih rela menempatkan blog ini pada urutan lima besar untuk keyword tertentu. Singgah sesaat dan langsung pergi setelah mengetahui tempat yang disinggahinya hanya kuburan suwung tanpa aktivitas. Blog ini pun semakin terjerembab ke sudut dunia maya yang sunyi dan tidak pernah dilintasi siapapun. Alhasil.. blog yang menurut pakar ideologi blog memenuhi syarat sebagai blog kutu kupret, sekarang makin turun peringkatnya menjadi blog kutunya kutu kupret. Makin kecil dan makin tak berarti..

Saya paham.. untuk menjadi blogger sejati yang mumpuni, tidak hanya cukup dengan niat. Parameter lain yang sangat penting adalah waktu luang (dan koneksi internet pribadi tentunya, malu rasanya kalau masih menumpang fasilitas kantor. Atau ngeblog dari warnet.. ck..ck..Parahh..!!). Sedangkan saya, waktu amat minim, malas berkunjung ke tetangga blogger, tidak aktif bertukar link, ditambah koneksi pribadi masih belum stabil. Semuanya menciptakan lingkungan yang kurang kondusif untuk memacu motivasi dan gairah.

Untuk rutin menulis postingan, membalas komen yang masuk, berkunjung ke sesama blogger lalu meninggalkan jejak dengan harapan dikunjungi balik, tebar pesona sana sini. Semuanya menguras waktu dan energi yang lumayan.

Saya salut dengan para blogger yang juga mempunyai pekerjaan di dunia nyata namun masih mampu mengurus blog yang top markotop.

Seorang blogger yang juga seorang pengajar SMA. Begitu aktif.. Setiap hari tulisan baru meluncur, semua komen di balas, selalu ‘membayar’ tunai kunjungan, lengkap dengan satu paket komen tanda apresiasi, satu aturan tak tertulis dunia blogosphere. Padahal.. pengunjungnya hampir sepuluhratus per hari. Sementara dia pun mempunyai tugas dan tanggungjawab di dunia nyata.

Bukan bermaksud berpikiran buruk, su'uzon, sekali-kali tidak..
Hanya penasaran bagaimana cara mengatur, misalnya, kapan kegiatan belajar mengajar, kapan waktu mempersiapkan bahan ajar, mengoreksi jawaban, membuat soal-soal.. Sungguh manajemen waktu yang hebat. Saluut...!

Postingan ini sebetulnya kurang tepat bila di bilang tulisan, artikel. Karena tulisan ini hanya limpahan rasa mangkel tehadap ketidakproduktifan saya dalam menulis blog, sekaligus rasa iri terhadap keberhasilan teman para blogger kelas kakap, pada pak marsudiyanto dengan daya kreatifitas yang tak habis-habis, bung suryaden yang selalu berapi-api dalam setiap tulisannya, dan blogger-blogger kelas atas lainnya (dua pertama saya sebut karena sudah bertukar link, haha..)

Saya juga malu dengan om Noe yang selalu mengintip ke sini namun menemukan blog yang belum juga up date, sementara miliknya makin terus eksis dan makin populer. Terlebih saat Guskar mampir, beliau memberi komen yang saat tulisan ini diposting, komentnya yang membuat muka saya merah masih dapat dilihat di shoutbox sebelah.

Oleh karena itu, meskipun tanpa bahan dan konsep yang jelas, akhirnya saya tulis semua ini sebagai bahan posting anyar. Sebagai curahan ketidakbecusan saya, sebagai ungkapan rasa iri dan kesal pada diri ini, sebagai alasan pembenaran kevakuman saya, dan sebagai awal tulisan sebagai pribadi yang baru..

Read more...